Seminar nasional dan lokakarya tentang dampak alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit terhadap sosial ekonomi dan lingkungan masyarakat, Rabu (19/4) di Palangka Raya dengan menghadirkan gubernur Kalteng Sugianto Sabran, diikuti para akademisi, pemerhati lingkungan, mahasiswa serta dinas terkait.
Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Prof. Dr. Ferdinand, M.S dalam sambutannya pada kegiatan yang terlaksana berkat kerjasama dengan Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) itu mengatakan, sebagai institusi pendidikan sudah sepantasnya akademisi UPR menghasilkan penelitian yang berguna dan menunjang keberlanjutan makhluk hidup.
Universita Palangka Raya saat ini telah dan terus berusaha untuk meningkatkan penelitian dengan -out put yang bermanfaat bagi masyarakat, dunia usaha dan pendidikan, serta tetap memperhatikan lingkungan,??? terangnya.
Sedangkan Sekjen Wantanas Letjen TNI Nugroho Widyotomo mengatakan, dalam menjalankan tugas menyiapkan kebijakan dan strategi pembinan ketahanan nasional, Wantanas menggunakan jalur alternatif atau bekerjasama dengan Lembaga swadaya Masyarakat, jalur akademik atau bekerjasama dengan kalangan perguruan tinggi, dan jalur empirik atau bekerjasama dengan Kementerian dan Lembaga Negara.
Kami tertarik bekerjasama dengan Universitas Palangka Raya untuk menggelar Seminar Nasional dan Lokakarya ini karena salah satu sektor yang menunjang pembangunan adalah pertanian. Selain sebagai sumber pangan, sektor pertanian juga berperan dalam mengurangi angka kemiskinan dan menyerap tenaga kerja,??? ucapnya.
Apalagi, lanjut Nugroho, Indonesia memiliki luas perkebunan kelapa sawit lebih dari 10 juta hektar yang mampu memproduksi Crude Palm Oil (CPO) lebih dari 20 juta ton pertahun. Hal ini membuat Indonesia menjadi salah satu Negara penghasil tandan buah segar (TBS) dan CPO terbesar di dunia.
Berdasarkan data Wantanas, 10 persen wilayah perkebunan kelapa sawit Indonesia yang mampu menyumbangkan 11 persen lebih produksi CPO nasional berada di Kalteng. hal ini menempatkan Kalteng pada urutan ke-4 daerah sentra produksi kelapa sawit dari tujuh sentra kelapa sawit di Indonesia.
Dengan alasan itulah Wantannas bekerjasama dengan Universitas Palangka Raya menggelar kegiatan ini. Wantanas menilai, penelitian sangat penting untuk melaksanakan pembangunan perkebunan berkelanjutan,??? pungkasnya.