Universitas Palangka Raya (UPR) kembali menggelar rapat terbuka Senat dengan acara wisudah sarjana dan magister periode Agustus 2016. Sebanyak 1.540 orang dari berbagai program dan Fakultas, Sabtu (27/8) kemaren dinyatakan resmi menyadang gelar Strata (S1) dan Magister (S2).
Rektor UPR, Prof Dr Ferdinand MS dalam arahannya, mengaku bangga dengan diwisudanya ribuan mahasiswa UPR periode Agustus 2016 ini. Hal itu menunjukan bahwa tingkat produktifitas lulusan UPR setiap tahunnya meningkat.
Hal tersebut juga menandakan bahwa UPR harus terus memperbaiki sistem proses belajar mengajar, sehingga lulusan yang meningkat tersebut juga memiliki kualitas dan mutu yang baik dengan dibuktikan dengan pencapaian IPK yang semakin meningkat dan lama tempuh studi mahasiswa dapat dipercepat,??? ucap rektor.
Diakuinya, upaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di UPR memang tidak lepas dari masalah dukungan dana yang ada. Hal ini mengingat bahwa manakala berbicara masalah peningkatan kualitas, maka hal tersebut tidak lepas dari bagaimana keberadaan kuantitas dan kualitas sarana yang dimiliki dan bagaimana kualitas dan kualifikasi tenaga pengajar.
Tanpa adanya dukungan sarana dan prasarana pendidikan dan tenaga pengajar yang memadai, baik secara kuantitas dan kualitas, maka akan sulit bagi kita untuk mencapai kualitas secara optimal dan membanggakan,??? tutupnya.
Sementara itu, wisuda yang digelar di Aula Palangka Raya itu, juga terdapat sejumlah wisudawan-wisudawati terbaik yang lulus dengan predikat masa studi tercepat dan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dari 7 Fakultas dan satu Program Pascasarjana.
Salah satunya adalah Sri Lasmiati peraih Predikat Cumlaude dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UPR yang juga penerima Bidik Misi. Gadis yang menempuh pendidikannya selama 4 tahun belajar di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) tersebut adalah putri pertama Wiyatma, yang kesehariannya bekerja sebagai tukang batu di Kecamatan Bukit Batu Palangka Raya.
Ayah saat Wiyatma bekerja sebagai pembelah batu di Bukit Tangkiling, ibu Jumiati bekerja di Arboretum Nyaru Menteng sebagai beby sister orang utan,??? ucap gadis kelahiran Banturung Palangka Raya 27 Oktober 1994, saat dibincangi, Sabtu (27/8).
Sri merupakan masuk UPR pada tahun 2012 melalui jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), dan menempuh pendidikan dalam program beasiswa penuh Bidikmisi. Sri lulus 27 Agustus 2016 dengan IPK 3,88.
Sebagai putri dari keluarga yang berekonomi pas-pasan, Sri mengaku bangga dapat memberikan yang terbaik bagi untuk kedua orangnya. Selain mengejar cita-cita yang ia mimpikan sejak dulu untuk menjadi seorang guru.
[frontpage_news widget=“1892” name=“Berita Terkait”]