Mahasiswa UPR mengikuti sosialisasi HIV AIDS yang digelar PPNI dan KPA Kalteng

“aids”

Generasi muda saat ini perlu memiliki kesadaran akan pentingnya manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya serta kesadaran pentingnya pengembangan potensi setiap individu untuk membentuk Indonesia yang bermartabat, maju, bebas dari HIV/AIDS dan narkoba.

Karenanya KPA Kalteng dan PPNI Kalteng, terus melakukan sosialisasi guna melakukan pencegahan dini terhadap bahaya dan hal yang terkait HIV AIDS, kali ini targetnya adalah mahasiswa UPR yang jumlah seluruhnya lebih dari 10 ribu.

Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV AIDS (KPA) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) William Katopo mengatakan, pelajar dan mahasiswa yang berusia antara 15 tahun sampai 29 tahun paling rawan tertular penyakit AIDS maupun pecandu narkoba.

Hal tersebut William ungkapkan saat menjadi pembicara dalam sosialisasi HIV AIDS pada mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR) yang digelar Komisi Penanggulangan HIV AIDS Kalteng berkerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Perwakilan Kalteng di aula Rahan Gedung Rektorat UPR, Selasa (12/4).

Diperkirakan sekitar 1.005 lebih pelajar dan mahasiswa di Indonesia yang berusia antara 15 tahun sampai 29 tahun saat ini dilaporkan mengidap virus HIV/AIDS. Untuk mencegah itu kami (KPA) harus mensosialisasikan bahaya ini langsung kekalangan pelajar dan mahasiswa,??? ungkapnya.

Ia mengatakan dari beberapa temuan, anak sekolah di Indonesia merupakan sasaran yang paling mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS. Bahkan, katanya, dikhawatirkan dengan semakin merebaknya penggunaan narkoba, penyebaran AIDS semakin mudah.

AIDS itu bisa disebarkan lewat jarum suntik, Sex Bebas dan rata –rata yang mengidap virus itu adalah pengguna Narkoba. Sedangkan pemakaian narkoba akhir-akhir ini semakin meningkat, sehingga untuk mengupayakan tindakan preventif terhadap menjalarnya virus HIV/AIDS, tugas masyarakat maupun pemerintah semakin bertambah berat,??? ucapnya.

Menurutnya, pemerintah dan masyarakat sudah selayaknya bahu-membahu mengatasi perkembangan penyakit tersebut. Sebab virus HIV/AIDS sudah menjadi isu kesehatan dunia. Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Indonesia tergolong salah satu negara paling rentan terhadap terjangkitnya bahaya penyakit HIV/AIDS, bagi anak yang berusia produktif.

Untuk itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan pada lingkungan sekolah dan kampus adalah memberi pengertian kepada pelajar/mahasiswa tentang pendidikan fertilitas dan kehidupan seks secara sehat dan halal. Dengan demikian diharapkan siswa dapat memahami dan mampu menghindari seks bebas.

Sebab secara moral sex bebas itu tidak dibenarkan. Di sekolah lanjutan atas, saat ini sedang diupayakan program pengenalan dan pencegahan HIV/AIDS melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler serta mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang relevan atau sebagai bahan kajian kurikulum muatan lokal,??? pungkasnya.

Sementara itu pihak UPR melalui juru bicaranya Drs Saiful menyambut baik kegiatan yang dilakukan PPNI dan KPA Kalteng. Pihaknya mengharapkan dengan mensosialisasikan langsung terkait bahaya AIDS dikalangan Pelajar/Mahasiswa itu dapat mencegah penyebar luasan virus HIV AIDS. (Tjk)