Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Universitas Palangka Raya kembali kehilangan salah seorang putra terbaiknya. Itu setelah Dr Ir Suwido H Limin MS, Kelahiran Bawan, Kabupaten Pulang Pisau 24 Mei 1955 tersebut menghembusan napas terakhirnya di RSUD Doris Silvanus Palangka Raya, Senin 6 Juni 2016 dini hari.
Di dunia gambut, nama Suwido H Limin tentunya sudah tidak asing lagi. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, Kalimatan Tengah (Kalteng), itu terus menjadi sorotan saat ia melakukan penelitian dan berbagai upaya penyelamatan gambut. Ia sering mengeluarkan ide untuk perbaikan lingkungan, terutama lahan gambut. Suwido mulai meneliti gambut untuk kepentingan studi pada 1988. Tahun 1993 ia bekerja sama dengan peneliti asing, selain juga ditugasi oleh Rektor Universitas Palangka Raya, Amris Makmur berkaitan dengan rencana kerja sama penelitian gambut dengan Jack Rieley (Universitas Nottingham, Inggris) dan Bambang Setiadi (BPPT).
Dr. Suwido juga merealisasikan gagasannya, seperti membuat Tim Serbu Api untuk mengatasi kebakaran lahan, membuat desain dam model “V” pada kanal lebar di gambut, dan mengajukan ide reboisasi lahan dengan sistem beli tanaman tumbuh.
Ide-ide Dr. Suwido menjadi pembicaraan di kalangan peneliti gambut karena sebagian telah dipresentasikan dalam simposium internasional, mulai di Singapura, Malaysia, Jepang, Finlandia, Jerman, Belgia sampai Australia.
Suwido mengabdikan diri sebagai Dosen Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, mulai 1984 hingga sekarang. Sebelumnya beliau juga mendedikasikan ke unggulannya di Dinas Pertanian Kalimantan Tengah sejak 1982-1984.
Jenjang pendidikan, S-1 Agronomi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin tahun 1982, Magister (S-2) Agronomi Institut Pertanian Bogor 1992 dan Doktor (S-3) Manajemen Lahan Gambut Universitas Hokkaido, Jepang, 2007.
Semasa hidup, Suwido dikenal memiliki dedikasi yang cukup tinggi terhadap lahan gambut. Direktur Center for International Cooperation in Sustainable Management of Tropical Peatland (CIMTROP) ini juga paling vokal berbicara tentang ancaman gambut akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalteng. Almahum akan dimakamkan pada hari Rabu 8 Juni 2016 di Komplek Pemakaman Tjilik Riwut KM 2,5 Palangka Raya.
Selamat Jalan Pak Wido.